Ajaran yang dikembangkan Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah ajaran memurnikan tauhid. Jadi tak ada hubungannya dengan tindakan teror. Pernyataan ini disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Dr Yunahar Ilyas, Lc di Jakarta, Selasa (4/8).
Pernyataan ini disampaikan pak Yun, begitu ia biasa dipanggil, seiring dengan berbagai stigma Wahabi yang diberikan oleh beberapa gelintir orang.
Sebagaimana diketahui, sejak kasus bom Kuningan, beberapa orang yang sesungguhnya tak mengerti Islam, tiba-tiba dibesarkan TV dengan mengeluarkan stigma Wahabi sebagai biang teror.(Mengembalikan Jati Diri Bangsa)
Yunahar mengatakan, ajaran pokok Muhammad bin Abdul Wahab adalah pemurnian ajaran Islam dari segala bentuk syirik dan khufarat yang berkembang pesat pada waktu itu. Dari segi fiqih Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pengikut Imam Hambali, tetapi tidak fanatik.
Artinya, dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab ingin mengembalikan segala sesuatu praktik ibadah ke Al-Quran dan Sunnah. Ini yang disebut dengan kembali pada paham salafusholeh. Sedangkan dari tauhid, dia merupakan pengikut Ahlussunnah wal Jamaah, katanya menjelaskan.
Nah, menurut Dr Yunahar, sebagian orang tak paham dengan ini. Apalagi dengan tuduhan-tuduhan negatif, bahkan dikaitkan dengan terorisme.
Selanjutnya, ia juga menilai, dari segi ajaran apa yang disampaikan Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab tidak ada celanya. Apalagi dihubung-hubungkan dengan aksi terorisme. Dalam memerangi kemusyrikan, Muhammad bin Abdul Wahab bekerja sama dengan Muhammad bin Saud dari Kerajaan Saudi Arabia.
Karena itu, menurutnya, pengaitan terorisme dengan ajaran Muhammad bin Abdul Wahab adalah tidak betul. Kemungkinan terjadi salah paham atau ada maksud tertentu untuk mendiskreditkan Islam.(Mengembalikan Jati Diri Bangsa)
“Sasaran utamanya Islam, bukan hanya kelompok yang disebut Wahabi. Kalau umat Islam tidak kompak, tinggal menunggu momentum saja untuk memberangus kelompok Islam lainnya,” tuturnya.
Di samping itu juga, katanya, istilah Wahabisme sendiri tidak benar. Istilah ini berasal dari pihak luar Islam yang tidak senang dengan ajaran yang dikembangkannya. Dia sendiri dan pengikutnya menyebut sebagai al-muwahhidun, orang yang bertauhid, ucapnya.
Sementara itu secara terpisah, Ketua Umum DDII KH Syuhada Bahri mengungkapkan, ada keinginan dari kelompok tertentu yang tidak ingin melihat Islam berkembang maju. Caranya, dengan mengkaitkan aksi teror dengan ajaran wahabi.
“Ajaran Wahabi itu mengajak untuk kembali kepada ajaran yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah,” katanya.
Dia menjelaskan, kalau ajaran Wahabi ini dilaksanakan dan diketahui oleh umat Islam secara sadar, akan menjadi kekuatan yang dahsyat yang bisa membawa umat kepada kemajuan. Umat Islam tidak akan terpuruk jika berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah.
Dia menjelaskan, di Indonesia dahulu yang dianggap Wahabi itu organisasi Muhammadiyah, Persis, dan al-Irsyad. Dia mempertanyakan apakah organisasi-organisasi Islam ini mau disebut teroris. Padahal organisasi Islam tersebut telah lama memberikan kontribusi yang nyata untuk negeri ini, pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar