Transisi Awal Proses Homeschooling
Salah satu hal krusial ketika memulai mengawali proses homeschooling adalah membangun kenyamanan, baik pada anak maupun kita. Itulah salah satu yang menjadi sasaran kami ketika memulai proses homeschooling untuk Abby (9), yang sekarang bersama kami. Selama ini, Abby menemani Mamanya yang sakit. Ketika Mamanya sudah kembali kepada-Nya, Abby pulang ke rumah dan tinggal bersama kami.
Ada beberapa tantangan yang harus kami hadapi. Pertama, menyiapkan diri kami sendiri untuk menjalani homeschooling dengan 4 orang anak. Kedua, menyiapkan Abby untuk transisi menuju homeschooling “ala keluarga kami”. Selama ini, Abby terbiasa ada guru yang mengajar, sementara kami tak menggunakan pendekatan mengajar. Tak sanggup kami kalau harus mengajar untuk 4 anak.
Tantangan ketiga adalah mengelola ekspektasi keluarga Abby. Ekspektasi keluarga masih belum beranjak dari model seperti sekolah. Sementara, model homeschooling kami lebih dekat dengan unschooling daripada schooling.
***
Langkah pertama yang kami lakukan adalah membuat kesepakatan dengan kakak tertua Abby mengenai peran apa yang menjadi bagian kami dan apa yang menjadi bagian keluarga Abby.
Hal pertama yang kami sepakati dengan Abby adalah dia berada di lantai 1 bersama kami sejak pagi hingga makan siang. Walaupun tidak ada kegiatan khusus, dia harus berada di bawah untuk bermain apapun. Tujuan kesepakatan ini adalah membuatnya beraktivitas bersama Yudhis dan Tata, sehingga tak hanya ada di depan komputer dan bermain game di kamarnya.
Secara teknis, kami kemudian mencoba memulai kegiatan Abby dengan membuatkan transisi kepadanya. Di hari-hari awal, kami minta Abby memulai harinya dengan kegiatan yang paling disukainya, yaitu menggambar. Kami membuatkan blog Dunia Abby (http://duniaabby.com) dan mengajarinya untuk mengupload hasil gambarnya. Kami menggunakan blog ini sebagai sarana untuk komunikasi dengan keluarga Abby dan untuk membangun kepercayaan dirinya. Kami minta kakaknya untuk memberikan komentar dan feedback atas karya-karya Abby.
Langkah kedua adalah belajar secara santai. Kami menggunakan keseharian melalui obrolan dan materi-materi yang ada di rumah. Ada bola dunia (globe), kami gunakan untuk tebak-tebakan tentang negara. Di dapur, kami melibatkannya untuk memotong sayuran bersama anak-anak, juga belajar memasak. Di meja makan, kami mengobrol tentang apa saja. Kami melibatkan Abby pada kegiatan sehari-hari kami.
Langkah ketiga, kami mulai materi akademis dengan santai. Kami berusaha untuk mencairkan “ketakutan”-nya terhadap matematika dengan menggunakan metode tebak-tebakan penjumlahan dan perkalian. Aku juga menggunakan tips matematika Gasing yang baru saja aku ikuti untuk memberikan sensasi mudah pada matematika yang dipelajarinya.
Langkah keempat, kami menggunakan materi belajar online. Setelah mulai siap belajar, kami menggunakan materi yang biasa kami gunakan untuk Yudhis dan Tata, yaitu IXL Math dan Raz Kids sebagai salah alat belajarnya. Untuk IXL Math, Abby memilih kelas 4, sementara Raz Kids dia memilih level J. Yang kami sukai dari dua tools itu adalah membuatnya bisa belajar mandiri (tanpa harus kami ajari) dan ada feedback langsung atas proses belajar yang dijalaninya.
***
Proses homeschooling Abby sudah berjalan sekitar 2 minggu. Kelihatannya dia sudah mulai menikmati hari-harinya. Feedback dari keluarga terhadap gambar Abby yang diupload ke blog memberikan dampak sangat positif secara psikologis. Beberapa kali mengerjakan soal IXL Math dengan nilai 100 juga membuat dia lebih percaya diri dan bisa bercerita kepada Ayahnya dengan bangga. Proses belajar bahasa Inggrisnya pun dengan cepat.
Tentu saja 2 minggu tak dapat digunakan untuk menilai keberhasilan. At least, sampai saat ini kami merasa nyaman dengan proses yang kami jalani. Keseharian kami tak terlalu berubah saat menjalani homeschooling untuk 4 anak. Proses belajar Abby mulai bisa terintegtrasi dalam keseharian kami.
Yang terasa kurang saat ini adalah komputer. Dengan dua komputer yang dipakai 5 orang, rasanya sudah semakin kurang memadai karena intensitas penggunaan komputer/internet kami relatif tinggi.
Kami masih berproses. Semoga proses ini dilapangkan dan diberkahi-Nya. Amin.
sumber: rumahinspirasi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar