Setelah mengetahui prospek bisnis mainan edukatif berikut segmentasinya, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat mengembangkan bisnis mainan edukatif yang Anda buat. Menurut konsultan keuangan Pietra Sarosa dari Sarosa Consulting Group, kita harus lebih kreatif saat membuat desain. Salah satu keunggulan produk kita, Indonesia, dibanding produk negara lain, terutama China, adalah bahannya. Mainan yang kita produksi lebih dikenal baik karena terbuat dari kayu, sementara produk-produk China dibuat dari plastik yang tidak terjamin aspek keamanannya.
Untuk bahan kayu, kita bisa memanfaatkan sisa kayu dari pabrik-pabrik. Banyak pabrik yang mengizinkan limbah kayunya diambil dengan cuma-cuma alias gratis. Kalaupun dikenakan biaya, harganya relatif murah.
Demikian pula jika Anda hendak membuat mainan dari bahan kain. Sebisa mungkin, manfaatkanlah kain sisa. Motif yang tidak selalu seragam justru menjadi sebuah kelebihan karena mainan jadi kaya warna.
Saat bisnis Anda sudah berjalan sukses, lakukanlah pengembangan. Karena pelanggan Anda juga berasal dari kalangan sekolah, Anda bisa menawarkan kepada mereka untuk membuat berbagai perabot sekolah yang menarik bagi anak-anak. Misalnya rak buku, lemari tas, lemari sepatu, lemari mainan, dan masih banyak lagi. Hal yang sama juga bisa ditawarkan kepada pelanggan individu.
Ikutilah saran yang diberikan Pietra agar bisa menjadi pengusaha yang baik:
- Perhatikan target usia yang dituju. Jangan membuat mainan yang terlalu sulit atau terlalu mudah untuk setiap level.
- Berkonsultasilah dengan yang ahli dalam dunia anak. Ahli ini bisa saja guru, psikolog, dan juga orang tua.
- Kembangkan kreativitas. Gali lagi apa yang bisa dikembangkan untuk mainan. Kalau bisa menciptakan mainan yang tidak biasa dan tetap mendidik, usaha Anda bisa menonjol.
- Cantumkan target usia dalam setiap kemasan mainan. Ini akan sangat membantu orang tua memilih mainan yang cocok bagi anaknya.
- Sertakan instruksi penggunaan yang jelas dalam kemasan. Kalau bisa, instruksinya dalam bentuk gambar dan tulisan. Ini terutama diperlukan JP014Auntuk mainan-mainan baru yang tidak biasa. Produsen mainan seringkah lupa menyertakan instruksi tersebut sehingga orang yang baru pertama kali membelinya jadi kebingungan ketika hendak menggunakannya. Sayang sekali kalau mainan itu malah tidak bisa dimanfaatkan. Sementara itu, Anna Surti Ariani, psikolog dari Medicare Clinic, menyarankan, sebaiknya dalam instruksi itu juga tercantum apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Misalnya mainan tidak boleh terkena air.
- Selalu utamakan keamanan mainan yang diproduksi. Untuk bayi dan batita, buatlah mainan dalam ukuran besar.
- Miliki tenaga kerja terampil dan teliti. Mereka harus bisa membuat mainan dengan kondisi sesuai standar yang sudah ditetapkan. Tidak asal jadi.
- Gencarkan promosi. Rajin-rajinlah berpartisipasi dalam bazar, pameran, atau acara lainnya.
- Jangan lupa memberi nama pada usaha Anda sehingga mudah dikenal. Pilih nama yang unik dan mudah diingat. Apabila memiliki toko, Anda bisa menampilkan satu booth mainan untuk setiap jenis sebagai contoh. Dengan cara ini, pengunjung bisa tahu pasti mainan seperti apa yang dibeli.
Mainan yang dibuat bagi anak-anak, terutama bayi dan batita, haruslah bersifat aman. Yang aman adalah yang tidak membuat anak:
- Catnya tidak boleh mengandung timbal dan tidak mudah luntur.
- Jangan sampai mainan untuk bayi dan batita memiliki bagian kecil atau bagian yang mudah lepas. Lebih baik mainan ini dibuat dalam ukuran besar sehingga anak tidak bisa memasukkan seluruhnya dalam mulut, hidung, atau telinga.
- Hindari penggunaan tali panjang.
- Jangan membuat mainan dengan bagian-bagian panjang sehingga rawan mengenai matanya, bagian dalam mulut, bagian dalam telinga, dan bagian dalam hidung.
sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar