Disusun oleh : Perdana Akhmad , S.Psi (Founder QHI)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam banyak hadits mencontohkan cara menahan sakitnya perut karena menahan lapar dengan cara mengambil batu krikil lalu diikat dengan sehelai kain lalu dililitkan diperut.
Cara ini bisa dipraktekkan oleh umat muslim yang ingin diet agar bisa menahan lapar atau yang berpuasa atau yang dalam keadaan genting sulit mendapatkan makanan.
Saya dapat laporan saat batu kerikil diikatkan keperut menggunakan kain, ajaib rasa sakit diperut hilang, bagus dicoba untuk yg menderita sakit pada perutnya (magh, gastrik dll)
Saat saya kecil bahkan saya suka ambil batu kerikil dijalan saat emergency kebelet pipis atau Ingin BAB, begitu dikantongin ajaibnya rasa mau pipis dan mau BAB bisa hilang.
Kasiat mengganjal perut dengan batu :
a. Menahan lapar
b. Menghilangkan rasa sakit diperut
b. Menstabilkan dan efesiensi energi pada tubuh yg lemah.
Ingat setelah perut diganjal batu kerikil segera buang batu kerikilnya jangan jadi jimat hehehe.
DALIL SYAR’I :
1. Dari Shahih muslim dikisahkan:
Salat berjamaah kali ini dirasa lebih lambat. Para sahabat mengira Nabi Muhammad mengalami kendala dalam menggerakkan tubuh dari satu rukun ke rukun lainnya. Bukan hanya itu, bunyi serupa linunya sendi sesekali terdengar. Sahabat risau, rupa-rupanya sang baginda sedang butuh istirahat.
Usai jemaah, Umar bin Khatab memberanikan diri bertanya kepada Nabi. "Ya Rasul, kami melihat seolah-olah engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah, Ya Rasulullah?,”
“Tidak, ya Umar," jawab Nabi. "Alhamdulillah, aku sehat dan segar,”
“Ya Rasulullah, mengapa setiap kali engkau menggerakan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan? Kami yakin, engkau sedang sakit,” desak Umar.
Rasulullah SAW tersenyum, lalu mengangkat jubahnya. Para sahabat terkejut, perut Nabi yang tipis terlihat dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil guna menahan rasa lapar.
“Ya Rasulullah, adakah bila engkau mengatakan lapar dan tidak punya makanan kami tidak akan mendapatkannya buat engkau?,” kata Umar.
Namun Nabi tetap tersenyum ramah, “Tidak, sahabatku. Aku tahu, apapun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Namun apakah akan aku jawab di hadapan Allah nanti bahwa aku, sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, sabda Nabi, agar kelak tidak ada lagi yang kelaparan di dunia ini, lebih lebih lagi tiada yang kelaparan di akhirat nanti."
2. Abu Talhah berkata, “Sekali peristiwa kami datang mengadukan kelaparan kepada Rasulullah lalu kami mengangkat kain kami, di mana padanya terikat batu demi batu pada perut kami. Maka Rasulullah pun mengangkat kainnya, lalu kami lihat pada perutnya terikat dua batu demi dua batu. (HR. Tarmidzi).
3. Ibnu Bujair berkata, “Pernah Rasulullah merasa terlalu lapar pada suatu hari, lalu beliau mengambil batu dan diikatkannya pada perutnya. Kemudian beliau bersabda, ‘Betapa banyak orang yang memilih makanan yang halus-halus di dunia ini kelak dia akan menjadi lapar dan telanjang di hari kiamat! Dan betapa banyak lagi orang yang memuliakan dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di akhirat. Dan betapa banyak orang yang menghinakan dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di akhirat’.”
4. Jabir Radhiyallahu anhu bercerita, “Ketika kami menggali parit pada peristiwa khandaq, sebongkah batu yang sangat keras menghalangi kami, lalu para sahabat menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya mengatakan, ‘Batu yang sangat keras ini menghalangi kami menggali parit,’ Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku sendiri yang akan turun.” Kemudian beliau berdiri (dalam parit), sementara perut beliau diganjal dengan batu (karena lapar). (HR.Bukhari)
sumber: facebook.com/PerdanaAkhmadspsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar