Setelah menjadi trend setter media Islam Indonesia di dunia cyber sejak tahun 2000, eramuslim.com kini meluncurkan eramuslimdigest, sebuah majalah dengan pendekatan kesejarahan terhadap isu-isu utama dunia Islam yang sering digelapkan. Dengan gaya penyajian yang ringan tanpa meninggalkan kualitas informasi, penuh gambar dan full color, eramuslimdigest diharapkan mampu menjadi trend setter media cetak Islam di Indonesia.
Banyak topik yang diangkat oleh Eramuslim Digest membahas tentang berbagai sejarah Yahudi serta sepak terjangnya di dunia serta topik lainnya yang menarik untuk diikuti. Dengan pembahasan yang penjelasan yang menarik, majalah ini sangat direkomendasikan untuk dibaca karena kebanyakan topik yang diangkat adalah topik yang tidak biasa dan sekalian untuk menambah pengetahuan pembaca muslim.
Berikut beberapa judul yang telah terbit:
- Edisi 001, Israeli Nuke – Kekuatan Gelap Nuklir Dunia, EraMuslim Global Media, Cibubur.
- Edisi 002 – Revisi, The Dark Side of 911: Sisi Gelap Peristiwa WTC, EraMuslim Global
- Media, Cibubur.
- Edisi 005, The Dark Valentines – Ritual Setan yang Kini Dipuja, EraMuslim, Global Media, Cibubur.
- Edisi 007, Genesis of Zionism – Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah [2], EraMuslim Global Media, Cibubur.
- Edisi 008, The Satanic Finance: Konspirasi di Balik Sistem Keuangan Dunia, EraMuslim Global Media, Cibubur.
- Edisi 010, The Untold History (2) – Konspirasi Penggelapan Sejarah di Indonesia, EraMuslim Global Media, Cibubur.
- Edisi 011, Misteri Besar di Indonesia, EraMuslim Global Media, Cibubur.
Bagi pembaca yang berminat, disarankan segera membeli majalah tersebut di toko buku terdekat atau langsung memesan lewat websitenya. Namun bagi pembaca yang belum punya uang atau kesempatan membelinya, kini tersedia pula dalam bentuk softcopy atau file digital (PDF) yang bisa didownload.
LINK DOWNLOAD ADA DI SINI
Asalamu'alaikum,
BalasHapusTerima kasih untuk postingan ini. Sangat bermanfaat. Saya dulu pernah memiliki edisi ini lengkap, tapi sekarang sudah tidak komplit. Terima kasih sekali lagi.
Wasalam.
Yuli Andriansyah, Prodi Ekonomi Islam, FIAI, UII