Oleh ASEP JUANDA (Dimuat dalam surat kabar Tribun Jabar,Selasa, 26-07-2011)
Sudah tidak disangsikan lagi bahwa dewasa ini setiap pelajar sudah begitu akrab dengan internet. Terutama para siswa yang berada diperkotaan, atau yang berada di daerah yang telah bisa mengakses perangkat tersebut. Berbagai fasilitas di internet, tampaknya tidak terlewatkan oleh sebagian siswa. Mulai jejaring sosial Facebook, twitter, ym, sampai alat pencari data (google). Namun, tidak menutup mata kalau game daring (online) pun justru menjadi pilihan banyak siswa.Sebenarnya, internet tidak hanya sebatas ajang hiburan, mencari data, dan sarana komunikasi saja. Selain itu, terdapat banyak hal lainnya, seperti menerjemahkan tulisan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. Hal itu dapat di lakukan pada alat penerjemah yang terdapat dalam internet yang sehalaman dengan google.
Selain hal di atas, kalau kita memperhatikan hal lainnya yang berkaitan dengan kreativitas siswa, ternyata banyak ragamnya. Termasuk di dalam karya tulis. Di sekolah terdapat berbagai media untuk menampung tulisan siswa, di antaranya dalam majalah dinding (mading), buletin, dan majalah sekolah. Pada dasarnya setiap siswa mampu untuk “menulis”, tinggal ada kemauan yang kuat, latihan, berproses, dan tentunya adanya stimulan serta gagasan untuk menulis. Namun, tentunya tidak semua siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk menulis. Di sinilah di antara peran guru yang terkait untuk memberikan pembinaan, perhatian, dan arahan yang positif terhadap siswa yang gemar menulis.
Berkaitan dengan menulis tersebut, Bambang Trim dalam bukunya “Menjadi Powerful Da’i dengan Menulis Buku” memberikan tiga tips aktivitas yang bisa memunculkan stimulan dan gagasan untuk menulis, yaitu:
Pertama, banyak membaca (instal ilmu).
Membaca merupakan salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan melalui berbagai media, misalnya dengan membaca buku, majalah, dan koran. Dengan membaca berbagai informasi dan berbagai karya orang lain, maka sebagai salah satu asupan untuk menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah Islam, membaca mempunyai sejarah yang sangat penting bagi kaum Muslimin karena kata pertama dalam surah Al-Alaq sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. di Gua Hiro adalah perintah tentang membaca, iqra’, bacalah !
Kedua, banyak berjalan (instal pengalaman).
Setiap individu mempunyai berbagai kebutuhan. Untuk memenuhi segala yang dibutuhkan tersebut tak lepas dari kegiatan yang memerlukan perjalanan, baik sedikit atau pun banyak. Dalam kesempatan perjalanan inilah sebagai salah satu munculnya stimulan. Berbagai keadaan atau situasi yang kita lewati mungkin saja di antaranya ada yang menarik perhatian kita dan menjadi insfirasi bahan tulisan.
Ketiga, banyak silaturahmi (instal pengalaman orang lain).
Silaturahmi merupakan suatu amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah saw. Selain untuk mempererat rasa persaudaraan sesama saudara senasab dan segama, terdapat pula beberapa hikmah dari silaturahmi tersebut. Hal itu di antaranya “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah bersilaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim). Kelapangan rezeki yang berkaitan dengan menulis bisa saja berupa tambahan ilmu dari orang yang kita kunjungi atau pun bisa berupa insfirasi baru.
Apabila kita sudah mampu menulis yang baik dan mapan, bahkan sampai menjadi sebuah buku, artikel, atau tulisan di laman. Bukankah itu juga sebagai salah satu bentuk hikmah memperpanjang usia . Hal itu karena walaupun suatu saat si penulis tersebut sudah wafat, tetapi karyanya tidak mati. Lihat saja misalnya para “penulis besar” yang sudah puluhan malah ratusan tahun wafat, tetapi namanya masih sering disebut-sebut dan ilmu yang terdapat di dalam tulisannya bermanfaat bagi pembacanya. Seolah-olah dia masih hidup.
Seanjutnya, kreativitas siswa dalam menulis dapat dituangkan dalam berbagai bentuk, misalnya dalam buku catatan harian, majalah dinding, buletin sekolah, dan koran sekolah. Bahkan, dapat dituangkan dan dikembangkan pula dalam internet. Jadi, tidak ada salahnya apabila internet dimanfaatkan sebagai ajang tulis menulis kreatif. Di dalam internet terdapat bermacam sarana pengembang yang menyediakan pembuatan laman secara gratis. Di antaranya wordfress atau dagdigdug.com.
Melalui laman tersebut bisa merupakan ajang tulis menulis yang kreatif. Siswa bisa membuat artikel, puisi, cerpen, dan yang lainnya. Kecenderungan membuat tulisan untuk dibaca orang lain akan semakin mudah karena internet dapat diakses oleh hampir seluruh dunia .
Jadi pada dasarnya terdapat beberpa nilai plus dengan membuat karya tulis di laman, di antaranya,
Pertama, sebagaimana halnya tersebut di atas. Pembaca karya tulis di laman lebih banyak karena dapat diakses dari seluruh dunia. Di banding dengan buletin sekolah yang diperuntukkan untuk kalangan sendiri.
Kedua, bebas berekspresi dan tidak dibatasi dengan model dan gaya tulis. Namun, sebaiknya penulis tetap patuh aturan menulis.
Ketiga, ketika terjadi kejenuhan menulis pada buletin, majalah, atau koran sekolah, maka bisa mengirimkan tulisan ke koran atau majalah umum. Namun, untuk menulis di media massa yang terkenal perlu proses. Sebagai aternatifnya tulisan dapat ditulis di laman. Apabila dianggap sudah mapan, maka tidak ada salahnya dikirim ke berbagai media, misalnya surat kabar dan majalah yang mempunyai rubrik untuk siswa.
Keempat, dapat berintraksi dengan pengguna laman lainnya. Di dalam laman ada tanggapan dan koreksi dari orang lain, sehingga merupakan sarana untuk lebih mempertajam dan mematangkan karya tulis siswa.
Dengan demikian, internet dapat diambil manfaatnya sebagai media menulis siswa. Tidak hanya digunakan untuk fun saja. Selanjutnya, apapun dan bagaimanapun hasil tulisan siswa jangan sampai mengabaikan unsur manfaat. Pada dasarnya setiap karya tulis akan lebih bermakna apabila diniatkan untuk memberi manfaat kepada orang lain (para pembacanya).
Penulis, pengajar di YPP Darul Falah dan Staf Teknis Balai Bahasa Bandung)
sumber: asjun.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar