Oleh: Ummu Hafizh
Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi dari otak manusia. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Saat kita membaca, 8 aspek bekerja secara bersamaan, yaitu aspek sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi.
Kemampuan membaca berbanding lurus dengan kemajuan suatu bangsa. Amerika, Rusia, Inggris, Perancis, Jepang, dan berbagai Negara maju lainnya, masyarakatnya gemar membaca. Ibu rumah tangga, pegawai swasta, tukang kebun, sampai pejabat pemerintahnya memiliki tradisi membaca. Orang-orang di segala usia membaca buku di taman, terminal, halte, dan perpustakaan.
Hasil survei UNESCO PBB menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di Asean (antaranews.com, 26/01/2011)
Padahal Indonesia termasuk negara muslim terbesar didunia. Membaca termasuk kewajiban pertama bagi seorang muslim. Alloh berfirman dalam wahyu yang pertama kali turun:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Surat Al Alaq: 1-5)
Manfaat Membaca
Efek membaca dapat terlihat dalam waktu relatif singkat dan ada juga yang terlihat setelah 20 tahun kemudian. Membacakan buku kepada anak sejak dini otomatis mengajarkan dasar-dasar cara membaca, karena otak dilatih untuk melukiskan bentuk melalui kata yang didengarnya.
Hubungan orang tua dan anak menjadi lebih erat dan harmonis.
Ketika anak bisa menikmati bacaan dengan penuh semangat, berarti dia sudah berlatih konsentrasi.
Membaca membuka cakrawala pengetahuan menjadi luas, merangsang imajinasi dan kreativitas, menumbuhkan rasa ingin tahu dan dorongan untuk menemukan yang lebih besar, sehingga anak terpacu belajar lebih keras.
Membaca bisa mengasah kecakapan berbahasa anak, kemampuan berkomunikasi, keterampilan berpikir logis dan sekuensial, ketrampilan menulis dan berdiskusi, mengajari anak tentang intonasi, struktur kalimat dan tata bahasa yang baik.
Anak bersikap kritis karena mampu menyerap, menyaring, mengolah dan memaknai informasi.
Perkembangan otak anak menjadi lebih sehat dan kuat, berfikir lebih matang dan tertata. Kepekaan emosi anak terasah dengan latihan memberi tanggapan terhadap buku yang dibacanya. Akhirnya anak mampu mengontrol sikap dan tindakannya.
Anak menjadi mandiri dalam mengambil keputusan dan mampu belajar seumur hidup, sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan dapat bersaing menuju kesuksesan.
Tips Menghidupkan Tradisi Membaca
Banyak cara untuk membiasakan anak membaca. Orangtua membimbing anak untuk menyeleksi buku yang harus dibaca, yaitu buku-buku Islami atau ilmu pengetahuan.
Ajak anak membaca buku sejak dini. Pilih buku yang banyak gambar dengan warna mencolok dan menarik, tebal dan kuat agar tidak mudah robek, sehingga anak terbiasa memegang, membaca, dan menyukai kehadiran buku dalam kehidupannya.
Membacakan buku. Anak yang belum mampu duduk sendiri dipangku atau digendong. Biarkan ia memegang buku. Jika sudah besar, biarkan anak duduk di samping orangtuanya. Anak merasa dirinya spesial karena orangtuanya mau meluangkan waktu khusus untuknya. Baca cerita tetap dilakukan walaupun anak sudah bisa membaca.
Bacakan buku favorit dan sering mengulangnya. Anak belajar tentang kisah tersebut dan belajar tentang mengapa membaca itu penting dan menarik. Mereka akan mengenang kegiatan tersebut dan ingin mengulanginya kembali dengan cara membaca buku yang membawanya ke ingatan masa lalu. Pilih waktu tertentu, misalnya sebelum tidur. Bacakan kisah nabi/sahabat untuk membentuk idola anak yang Islami.
Luangkan waktu ke toko buku/perpustakaan untuk melihat beragam buku bacaan. Biarkan anak memilih buku kesukaannya asalkan sesuai usianya. Utamakan buku tentang fardhu ‘ain seperti do’a, sholat, puasa ramadhon, birrul walidain,dll.
Hadiah buku untuk momen special anak atau untuk diberikan kepada seseorang. Anak memandang buku sebagai benda berharga. Oleh-oleh perjalanan jangan melulu makanan atau benda-benda antik.
Orangtua menjadi model anak. Teladan orang tua lebih efektif daripada perintah dengan kata-kata, karena akan terekam seumur hidup.
Buku menjadi sahabat anak, kemanapun pergi selalu dibawa. Untuk membiasakan membaca, anak dilatih dengan Program Membaca Harian minimal 20 menit sampai 2 jam sehari.
Sebagai seorang muslim sudah pasti Al Qur’an menjadi bacaan wajib, baik membaca surat tertentu atau membaca berurut sampai khatam. Selain itu, anggota keluarga bisa berkumpul untuk mendiskusikan kandungan ayat Al Qur’an yang dibaca agar bisa menjadi pedoman hidupnya. Setiap hari anak harus dapat menemukan hal-hal baru.
Mulai dengan buku sederhana, misalnya kartun favorit (Upin Ipin) sebagai perangsang awal anak untuk membaca, kisah nabi dan sahabat untuk mengenalkan perjuangan membela agama,dll.
Hindari bacaan negatif yang mengandung pornografi, kekerasan dan perilaku destruktif, atau bacaan yang bertentangan dengan ajaran Islam, karena potensi meniru anak sangat besar dan dapat mempengaruhi kepribadian anak.
Pergi ke suatu tempat yang menarik perhatian anak, sehingga mereka terkesan dan terus bercerita tentang hal itu. Setelah pulang, carilah buku tentang hal yang menarik itu. Apakah ke masjid, pengajian, tabligh akbar, demo perjuangan Islam, atau ke kebun binatang, ke pegunungan, dll.
Jika anak melihat sesuatu yang menarik di TV atau berita aktual, temukan buku atau tulisan tentang hal tersebut.
Ceritakan isi buku yang baru saja kita baca. Bacakan bagian yang menarik dan letakkan di tempat yang mudah dijangkau anak jika ingin membacanya sendiri. Orangtua meneladani untuk menceritakan rangkuman buku secara sederhana dalam bahasa yang mudah dimengerti anak. Anak dapat mempelajari hal-hal penting yang menjadi sorotan orangtuanya.
Jawablah selalu pertanyaan anak dengan penuh perhatian dan kesabaran. Jika perlu, ajak anak mencari jawaban bersama di toko buku/perpustakaan atau dalam ensiklopedi, kamus atau browsing google.
“Program Apa Ceritamu Hari Ini”. Saling berbagi cerita di ruang keluarga tentang buku yang sudah dibaca, sehingga merangsang anak lebih memahami isi buku yang dibacanya, serta lebih bersemangat untuk membaca buku lain untuk bisa diceritakan kembali.
Buat daftar buku yang dimiliki anak, tempel di majalah dinding keluarga, dan beri tanda buku yang selesai dibaca. Berikan reward kepada anak yang paling banyak membaca buku dalam kurun waktu tertentu. Adakan lomba bercerita tentang buku yang sudah dibaca sebulan sekali. Hadiah tidak perlu mahal.
Tidak memaksa anak membaca atau menyelesaikan buku yang tidak dia sukai, karena akan memberi pengalaman buruk dan membuatnya benci membaca. Orangtua harus membimbing agar anak menyukai buku-buku Islami.
Buatlah komunitas baca dengan mendirikan rumah baca misalnya. Anak lebih termotivasi jika beraktivitas dengan teman sebayanya.
Anak dilatih menulis, sehingga terdorong untuk membaca berbagai buku acuan dan pustaka. Menulis melatih anak menganalisis, memahami, menumbuhkan kepercayaan diri melalui keberanian mengeluarkan pendapat, mengasah kepekaan, dan melatih kemampuan motorik menulis.
Buat perpustakaan di rumah, tempat koleksi buku dan baca buku, sebaiknya tidak menyatu dengan ruang TV/tape recorder dan bisa menjadi tempat paling nyaman di rumah. Ciptakan suasana membaca yang tenang dan menyenangkan.
Dukung minat anak/keluarga untuk berlangganan majalah atau bacaan sesuai kemampuan dan kebutuhan.
Membuat buku sendiri dari guntingan koran atau majalah dan ditempel di kertas putih, kemudian dijilid.
Batasi dan Seleksi TV dan Game (playstation atau game computer). Ubahlah kebiasaan menonton dengan kebiasaan membaca. Larang secara tegas menonton acara televisi berbau mistik, pornografi, kekerasan (sinetron, berita kriminal, dll), acara yang tidak sesuai untuk anak, atau acara yang bertentangan dengan Islam. Waspadai selingan berupa iklan orang dewasa. Arahkan pada acara TV/game edukatif yang mengajak anak belajar sambil bermain, atau game yang dilengkapi buku yang mengajarkan mencintai buku.
Semoga kaum muslimin kembali bangkit, karena kembali kepada tradisi membaca yang diwajibkan oleh Alloh. Buku bacaan wajibnya adalah Al Qur’an, Hadits nabi, Tafsir Qur’an, Siroh Rosul, dll.
sumber: suara-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar