Etika Bertanya Secara Islami

Bertanya adalah seni berbicara yang membutuhkan kamahiran tersendiri aga mendapatkan jawaban sesuai dengan diharapkan. Banyak penanya yang melakukan kesalahan mendasar karena mengharapkan jawaban yang sempurna dan memuaskan. Banyak pula penanya yang tidak mengindahkan pikiran dan perasaan orang ditanyanya. Nah, sekaranglah saatnya kita bertanya dengan bijak. Kita bisa saja mengajukan pertanyaan konvergen atau divergen sesuai dengan kebutuhan. Hal yang perlu diperhatikan jangan melupakan etika bertanya.

Apa yang haru kita perhatikan dalam menanyakan sesuatu pada narasumber (dosen, guru, apapun jabatannya) berikut hal yang bisa kita lakukan sehingga pertanyaan kita meman professional antar lain:

1. Tidak berlebihan. Suatu ketika, kaum quraisy menanyakan perihal kiamat kepada Rasullah saw. Mereka bertanya untuk menguji, apakah Rasullah saw mengetahui segala hal tentang kiamat. Mengetahui hal itu Allah berfiran, “…sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS al-A’araf 7:187)

2. Tidak menanyakan sesuatu yang menyusuhkan. Maksud menyusuhkan di sini, baik bagi penanya maupun bagi orang yang ditanya. Hal ini disampaikan secara tersirat oleh Allah dalam (QS al-Ma’idah 5:101)

3. Tidak menanyakan sesuatu dengan maksud untuk mengolok-olok. Ingatlah, bagaimana Allah telah memperingatkan kita agar jangan mengolok-olok orang lain “hai orang-orang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lainnya karena boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang mengolok-olok…”(QS al-Hujurat 49:11)

4. Tidak menanyakan sesuatu karena ingin melecehkan. Hindarkanlah bertanya karena ingin meremehkan atau menghina orang lain. Simaklah firman Allah, “orang-orang kafir bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah itu akan terjadi?” (QS an-Nazi’at 79: 42)

5. Bertanyalah kepada orang yang mengetahui. Jangan pernah menanyakan sesuatu kepada orang yang tidak mengetahuinya. Niscaya bukan pencerahan yang akan diperoleh, melainkan kesesatan. Sebagaimana Allah mengingatkan kita, “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika tidak mengetahui.” (QS an-Nahl 16:43)

6. Bertanyakanlah kepada ahlinya. Apabila kita ingin mendapat informasi yang tidak meragukan keabsahan jawabannya, bertanyalah kepada ahlinya. “maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui.” (QS al-Anbiyah 21: 7)

7. Bertanyakanlah dengan penuh kesabaran. Bersabarlah ketika bertana dan tetaplah bersabar ketika menerima jawaba, meskipun jawaban tidak memuaskan kita.

8. Bertanyalah dengan tutur yang sopan, adab yang santun, dan suara lembut. Allah memberikan contoh bertanya dalam firman-Nya “katakanlah, kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya jika mengetahuinya?” (QS al-Mu’minun 23: 84)

Dengan mengetahui tata cara atau etika bagaimana bertanya maka kata-kata atau ucapan yang terlontar terasa sedap serta yang menerima pertanyaan dari kita seakan-akan dihargai dan disimak secara baik oleh penanya. Dan juga jangan kita salah pertanya pada orang yang tidak berilmu sebab akan memberi dampak pada kita (kesesatan).

sumber: testiani170885.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar