Temuan Baru: Burung Pembakar Hutan di Australia dan Kebenaran Hadits Rasulullah

Dalam kitab Bulughul Maram hadits ke 753 tercantum:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( خَمْسٌ مِنَ اَلدَّوَابِّ كُلُّهُنَّ فَاسِقٌ، يُقْتَلْنَ فِي اَلْحِلِّ وَ اَلْحَرَمِ: اَلْغُرَابُ، وَالْحِدَأَةُ، وَالْعَقْرَبُ، وَالْفَأْرَةُ، وَالْكَلْبُ اَلْعَقُورُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ada lima binatang yang semuanya jahat, yang boleh dibunuh baik di tanah halal maupun di tanah haram (Makkah dan Madinah), yaitu: gagak, hida'ah (elang)kalajengking, tikus dan anjing gila." [Muttafaq Alaihi]

Burung-burung 'Elang Api' dengan Sengaja Bakar Hutan di Australia

sumber: https://kumparan.com/kumparansains/burung-burung-elang-api-dengan-sengaja-bakar-hutan-di-australia



Sebuah studi baru mengungkapkan fakta menarik soal kebakaran hutan yang sering terjadi di Australia. Penelitian tersebut mengatakan kebakaran di negara Kangguru itu tidak hanya disebabkan oleh gelombang panas, petir, ataupun manusia, melainkan burung pemangsa.

Sebenarnya perilaku burung pemangsa ini sudah lama diketahui oleh penduduk asli Australia, orang Aborigin. Namun, para peneliti menganggap perilaku tersebut tidak ada.

Sampai akhirnya, sebuah studi yang dipublikasi di Journal of Ethnobiology, Desember 2017, membuktikan bahwa ternyata ada burung pemangsa yang suka membakar hutan.

Ada tiga jenis burung pemangsa yang ternyata memiliki perilaku arsonis (suka membakar suatu barang), yaitu Black Kite (Milvus migrans), Whistling Kite (Haliastur sphrenurus), dan Brown Falcon (Falco bergora). Para peneliti lalu menyebut ketiganya sebagai firehawk raptors.


“Kebanyakan data yang kami kumpulkan didapat dari hasil kerjasama dengan orang Aborigin. Mereka sudah tahu (tentang burung ini) selama 40 ribu tahun atau lebih,” kata ahli geografi dari Penn State Altoona, Mark Bonta, seperti dilansir National Geographic.

Ketika ada satu bagian hutan yang terbakar, burung-burung pemangsa ini berkumpul dan mengambil ranting yang sudah terbakar, kemudian terbang sejauh satu kilometer untuk kemudian membakar wilayah lain.

Perilaku tak biasa ini diduga sengaja dilakukan agar hewan-hewan yang berada di wilayah yang mereka bakar itu berkumpul dan berlarian dalam satu kelompok. Dengan begitu burung arsonis bisa memburu hewan-hewan tersebut dengan mudah.
Penelitian ini terinspirasi dari tulisan Phillip Waipuldanya Roberts, seorang dokter dan aktivis yang berasal dari suku Aborigin, pada 1964.
“Saya sudah pernah melihat burung elang mengambil ranting dengan cakarnya dan menjatuhkannya di rerumputan kering sejauh satu kilometer,” tulis Roberts. “Lalu ia menunggu temannya sampai tikus dan reptil berlari ketakutan.”
Perilaku tersebut tidak hanya dilakukan secara sengaja. Para peneliti juga meyakini aksi burung arsonis ini dilakukan secara terencana dan bahkan dalam berkelompok.


“Ini tidak dilakukan sembarangan,” kata salah satu anggota tim peneliti, Bob Gusford, yang ahli etnobiologi dan ornitologi. "Ada tujuannya (mengapa mereka membakar hutan). Sepertinya mereka (burung pemangsa) berkata 'oke, kita ada banyak dan kita semua bisa mendapat makanan'."
Jika hipotesisnya benar, berarti ada kekuatan baru di alam yang bisa menyebarkan api dan membuat kebakaran hutan semakin besar, dan masyarakat setempat sudah mengetahuinya sejak lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar