Demam pada Anak

Oleh: Rosyadi Aziz Rahmat
Demam merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai yang menyebabkan orangtua membawa anaknya berobat ke dokter atau mencari pengobatan. Sudah tentu bila anaknya demam, orangtua akan dibuat tidak nyaman, bahkan menjadi sulit tidur karena harus menjaga anaknya lebih intensif. Benarkah demam merupakan suatu penyakit? Apakah semua demam berbahaya? Kapankah waktu yang tepat membawa anak demam untuk berobat? Apakah setiap demam memerlukan obat penurun demam? Perlukah dikompres? Silakan simak penjelasan berikut.

Bagaimana demam dapat terjadi?

Demam adalah bentuk respon tubuh atas segala macam penyebab yang bisa memengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Penyebab bisa berasal dari infeksi dan bukan infeksi. Penyebab-penyebab ini menghasilkan zat yang bisa memengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Pusat pengatur suhu tubuh berada di otak, tepatnya di hipotalamus anterior, akan memberikan respon “pertolongan” dengan menaikkan suhu tubuh. Jadi demam BUKAN penyakit, tetapi merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh dan menunjukkan adanya gangguan pada salah satu bagian tubuh atau seluruhnya. Demam seringkali disertai gejala lain, seperti sakit kepala, nafsu makan menurun, lemas, dan nyeri otot. Pada jenis demam tertentu dapat menggambarkan penyebabnya.

Untuk memastikan adanya demam, terutama bila tidak terlalu panas, mesti dilakukan pengukuran suhu tubuh. Alangkah lebih baik bila orangtua memiliki alat pengukur suhu tubuh (termometer) sendiri di rumah karena akan sangat bermanfaat dan harganya tidak lebih mahal dari harga rokok, atau kosmetik, apalagi harga perabot rumah tangga dan barang-barang elektronik. Jangan sekali-kali mengukur suhu tubuh dengan menebak menggunakan perabaan tangan tanpa menggunakan termometer.

Pengukuran suhu tubuh dilakukan selama satu menit dan dapat dilakukan melalui dubur karena sangat mendekati suhu tubuh sebenarnya. Pengukuran di mulut dan ketiak memberikan hasil yang lebih rendah 0,5 hingga 0,8 derajat dari pengukuran di dubur. Pada jenis alat tertentu, pengukuran dapat dilakukan melalui liang telinga.

Berikut adalah batasan tingginya tingkat demam:

Demam Rendah
Ketiak: 37,2 – 38,3 °C
Mulut: 37,7 – 38,8 °C
Dubur: 38,2 – 39,3 °C
Demam Sedang Ketiak: 38,3 – 39,5 °C
Mulut: 38,8 – 40 °C
Dubur: 39,3 – 40,5 °C

Demam Tinggi
Ketiak: di atas 39,5 °C
Mulut: di atas 40 °CDubur: di atas 40,5 °C

Apakah semua demam berbahaya?

Pada umumnya demam tidak berbahaya, namun demikian ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai orangtua, misalnya semakin muda usia anak, orangtua mesti lebih waspada. Kepanikan orangtua tidak akan membantu penyembuhan anak, justru menambah sulitnya kerjasama antara dokter dengan orangtua. Oleh karena itu, separah apapun penyakit anak, orangtua diharapkan tidak panik dan tetap berpikir tenang.

Demam dapat memacu sistem pertahanan tubuh untuk bekerja lebih giat, meningkatkan metabolisme jaringan, serta menghambat pertumbuhan bakteri dan virus. Namun demikian demam juga memiliki dampak merugikan. Hal-hal yang merugikan inilah yang mesti diwaspadai orangtua. Di antaranya adalah:

Pertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) akibat penguapan cairan tubuh selama demam. Untuk mengatasi ini, orangtua dianjurkan tetap menyusui anaknya atau memberikan minum lebih sering, namun jangan terlalu banyak dalam sekali memberi karena dapat menyebabkan muntah. Inilah pertolongan dan pengobatan PALING UTAMA pada demam.

Kedua, kekurangan oksigen. Hal ini dapat terjadi pada anak dengan penyakit jantung dan paru-paru.

Ketiga, demam di atas 42 °C dapat menyebabkan kerusakan sel saraf.

Keempat, pada anak usia 6 bulan hingga 3 tahun dapat terjadi kejang demam bila pada pengukuran suhu dubur di atas 40 °C.

Kapankah waktu yang tepat membawa anak demam untuk berobat?

Ingat!!! Tidak semua demam berbahaya. Untuk itu lakukanlah pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer dan bawalah ke dokter bila demam terjadi pada:

- Anak berusia kurang dari 3 bulan dengan suhu tubuh di atas 38 °C atau
- Anak berusia 3 sampai 6 bulan dengan suhu tubuh di atas 38,5 °C atau
- Anak berusia di atas 6 bulan dengan suhu tubuh di atas 40 °C.

Namun nilai di atas bukan merupakan harga mati karena selain patokan suhu tubuh, dokter juga perlu dihubungi pada kondisi berikut:

  • Kondisi anak memburuk.
  • Demam sudah berlangsung 72 jam.
  • Susah minum atau tidak mau minum atau sudah mengalami dehidrasi.
  • Rewel atau menangis terus menerus, tidak mau ditenangkan.
  • Tidur terus menerus, lemas, dan sulit dibangunkan.
  • Kejang atau kaku kuduk.
  • Sakit kepala hebat yang menetap.
  • Sesak napas.
  • Muntah atau diare terus menerus.
  • Perubahan warna kotoran, misalnya menjadi gelap, berdarah, seperti warna dempul, berlendir, atau kehijauan.
  • Muncul bercak kemerahan di kulit.

Apakah setiap demam memerlukan obat penurun demam?

Obat penurun demam bukanlah satu-satunya hal penting dalam penanganan demam, bahkan obat penurun demam tidak perlu diberikan pada kebanyakan demam. Hal yang terpenting adalah mencari tahu penyebab demam.

Berikut adalah prinsip utama penanganan demam:

  • Orangtua tidak perlu panik, umumnya demam tidak membahayakan jiwa. Hal yang perlu dilakukan adalah mengamati perilaku anak. Bila saat suhu tidak terlalu tinggi, anak masih tetap aktif, masih riang, masih mau main, maka orangtua tidak perlu cemas.
  • Tidak dianjurkan memberikan obat penurun demam bila demam tidak tinggi (di bawah 38,3 °C). Perlu juga diingat bahwa obat-obat penurun demam juga dapat menimbulkan efek samping yang serius, di antaranya nyeri perut, gangguan hati, gangguan ginjal, alergi, bahkan perdarahan saluran cerna. Jangan korbankan kesehatan anak untuk mendapatkan “ketenangan sementara” pada orangtua karena anaknya tidak demam lagi dengan pemberian obat penurun demam yang sebenarnya tidak perlu.
  • Cegah kemungkinan terjadinya dehidrasi. Berikan minum sesering mungkin, bila perlu berikan juas buah segar atau apa yang diinginkan anak, jangan dipaksa.
  • Mengetahui kapan harus menghubungi dokter.

Perlukah dikompres?

Pada banyak demam, cukup dikompres tanpa perlu minum obat penurun demam. Kompres hangat akan menurunkan suhu tubuh dalam 30-45 menit. Oleh karena itu, lakukanlah kompres hangat bila suhu anak sangat tinggi, atau anak muntah-muntah sehingga tidak dapat minum obat, pernah kejang demam atau ada anggota keluarga dekat yang pernah kejang demam. Kompres hangat juga mambantu anak merasa lebih nyaman. Lakukanlah kompres menggunakan kain yang dibasahi air hangat pada beberapa tempat, antara lain kepala, leher, ketiak, dan lipatan paha. Jangan sekali-kali melakukan kompres menggunakan air es karena dapat menghambat pengeluaran panas tubuh yang dapat mengakibatkan masalah lain, misalnya pecahnya anyaman pembuluh darah di dalam hidung (mimisan).

Selain menggunakan kain, cara lain untuk mengompres antara lain:

  • Taruh anak di dalam ember/baskom mandi yang diisi air hangat bersuhu 30 – 32 °C (hangat-hangat kuku).
  • Usapkan air hangat di sekujur tubuh anak.
  • Bila anak menolak, suruh duduk di ember/baskom mandi, beri mainan, dan ajak bermain. Hentikan bila anak merasa tidak nyaman dengan cara ini.

Di samping kompres, dapat juga diberikan obat penurun demam bila suhu di atas 38,3 °C, misalnya sirup parasetamol atau ibuprofen. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah tetap memberikan cairan (ASI, minum, kuah sup, jus buah), kenakan anak pakaian tipis dalam ruangan dengan ventilasi baik. Anak tidak harus terus berbaring di tempat tidur, tetapi dijaga agar tidak melakukan aktivitas berlebihan.

Upaya yang tidak direkomendasikan antara lain melepaskan pakaiannya, memandikan dan membasuh anak dengan air dingin, atau mengompresnya dengan alkohol. Bila tindakan ini dilakukan setelah pemberian obat penurun demam, maka dapat menyebabkan anak menggigil. Alkohol dapat diserap melalui kulit masuk ke pembuluh darah dan menjadi racun di dalam tubuh.

sumber: jendelahidayah.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar