Learning Pyramid


Saya mendapatkan gambar learning pyramid ini dari seorang guru sekolah jerman, Ines Setiawan. Ketika melihatnya pertama kali, gambarnya terkesan sangat sederhana, tapi memiliki arti yang mendalam untuk saya.

Piramida tersebut adalah hasil dari penelitian National Training Laboratories, Bethel, Maine. Begini kira-kira yang diterangkan oleh gambar tersebut. Konon tingkat retensi (bertahannya ingatan akan suatu ilmu, cmiiw) dilihat dari cara belajarnya seseorang adalah sebagai berikut:

1. Lecture (dari mendengarkan orang bicara)
2. Reading (dari membaca) 10%
3. Audiovisual (dapat dinikmati oleh mata dan telinga) 20%
4. Demonstration (dengan praktek) 30%
5. Discussion (dengan diskusi) 50%
6. Practice Doing (dipraktekkan kekehidupan nyata) 75%
7. Teach Others (Mengajarkan ilmu tsb pd orang lain) 90%

Ternyata tingkat retensi yang paling tinggi adalah bila kita mengajarkan ilmu tersebut pada orang lain, yaitu sebesar 90%. Kemudian saya membicarakan tentang jadwal belajar dan piramida ini dengan anak saya, Abbas. Hasilnya ia mau ada sesi “mister Abbas” dalam jadwal belajarnya. Dimana dalam sesi ini, ia akan mengajari saya pelajaran-pelajaran yang menurutnya penting untuk saya tahu. Jadi hari pertama saya sempat mendapatkan kuliah dari Abbas tentang zaman prasejarah. Bagaimana hiu zaman dulu berevolusi, menjadi hiu zaman sekarang, begitu katanya.

Begitu juga ketika menemui badak prasejarah yang berbulu lebat. Saya katakan, “Ah, masa badak bulunya lebat begitu…”. Lalu dijawab olehnya, “Ya mungkin saja Mi, khan dilihat dari zaman apa dia hidup.” Saya tanya lagi, “Lho kok? apa hubungannya zaman dengan bulu?”. Begini kira-kira jawabannya, “Kalau dia hidup dizaman es, dia harus berbulu lebat. Karena kalau tidak, badaknya bisa mati beku. Coba ummi inget khan, orang-orang eskimo perlu baju hangat yang tebal biar tidak membeku. Badak juga perlu bulu yang tebal.” MasyaAllah…. Demikian sedikit kisah belajar yang dikaruniakan Allah kepada kami. Alhamdulillah dari sesi mister abbas ini ia jadi terlatih setidaknya untuk berbicara, dan juga menyampaikan sesuatu.

Mengenai teori evolusi, tentu saja kami bukan penganutnya! Tapi kami (ayah abbas dan saya) berpendapat bahwa mengenalkan teori sains pd anak, bukan berarti menganutnya. Tapi mengenalkan saja bahwa ada fulan yang berpendapat demikian dan demikian. Allahu a’lam.

Kami telah belajar bahwa manusia pertama adalah nabi Adam alayhis salam. Alhamdulillah abbas dengan sendirinya bilang, mana mungkin monyet berubah jadi manusia dan manusia pertama itu adalah Nabi Adam. Sampai sekarang Abbas tidak bisa terima gambar manusia purba yang ada dibuku ensiklopedinya. Menurutnya Nabi Adam itu pasti ganteng. Yha iyalah, khan Nabi Adam alahissalam adalah manusia yang diciptakan langsung oleh tangan Allah Azza wa Jalla. Beda dengan manusia lainnya, yang ditiupkan ruhnya ^^

Kaitannya dengan dinosaurus, saya sendiri menganggap bahwa Dinosaurus itu adalah karunia Allah. Dengan adanya peninggalan fosil-fosilnya (bukti berupa tulang-tulangnya). Manusia diuntungkan dengan adanya fosil tsb yaitu berupa minyak bumi. Abbas juga pernah bilang, mungkin saja dino itu tinggi-tinggi, bukankah Nabi Adam juga setinggi gunung? Saya cuma senyum-senyum saja, terus inget perkataan Aisyah -radhiyallahu anha- ketika beliau ditanya tentang mengapa kudanya bersayap? Aisyah -radhiyallahu anha- menjawab “bukankah kuda Nabi Sulaiman bisa terbang?” ^^ Jawaban yang cerdas sekali, hingga Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam tertawa. Allahu a’lam.

sumber: tarbiyatulabna.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar