Mutammimul Ula di karunia 11 orang anak yang semuanya mengukir prestasi menjadi penghafal Al Qur’an di usia muda, mereka adalah :
- Afzalurahman, 21 tahun, semester 6 Teknik Geofisika ITB, Hafal Quran usia 13 tahun, sekarang masuk Program PPDMS, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB, Peserta Pertamina Youth Progamme 2OO7 dari ITB
- Faris Jihady Hanifa, 2O tahun, semester 4 Fakultas syariah LIPIA, hafal Quran usia 1O tahun Predikat mumtaz, Juara 1 lomba Tahfidz 3O Juz yang diselenggarakan Kerajaan Saudi Arabia, Juara 1 Lomba OlimPiade IPS tingkat SMA 2OO3
- Maryam Qonitat, 18 tahun, semester 2 Fakultas Ushuluddin Univ Al Azhar Kairo, hafal quran usia 16 tahun. Lulusan Terbaik Husnul Khotimah 2OO6
- Scientia Afifah, 17 tahun, kelas 3 SMU 28, hafal 1O Juz, pelajar teladan MTs Al Hikmah 2OO4
- Ahmad Rosikh Ilmi, 15 tahun, kelas 1 MA husnul Khotimah, hafal 6 Juz, pelajar Teladan SDIT Al Hikmah 2OO2, Lulusan Terbaik MTs Al Kahfi 2OO6
- Ismail Ghulam Halim, 13 tahun, kelas 2 MTs Al Kahfi, Hafal 8 Juz, Juara Olimpiade IpA tngkat SD se Jaksel 2OO3, 4 penghargaan dari Al Kahfi, Tahfidz Terbaik, Santri Favorit, Santri Teladan, dan Juara Umum
- Yusuf Zaim Hakim, 12 tahun, kelas 1 MTs Al Kahfi, hafal 5 Juz, rangking 1 di kelasnya
- Muh Saihul Basyir, 11 tahun, kelas 5 SDIT Al Hikmah, hafal 25 Juz
- Hadi Sabila Rosyad, 9 tahun, kelas 4 SDIT Al Hikmah, hafal 2 Juz
- Himmaty Muyasssarah, 7 tahun hafal 1juz
- Hasna wafat usia 3 tahun, bulan Juli 2OO6
Kebaikan itu tercermin kuat dari Visi Mutammimul Ula terhadap keluarganya, beliau berkata kepada istrinya; “Bu, Kita harus berbeda dengan orang lain dalam kebaikan. Orang lain duduk kita sudah harus berjalan, orang lain berjalan kita sudah harus berlari, orang berlari kita sudah tidur, orang lain tidur kita sudah bangun. Jangan sedikitpun berhenti berbuat baik sampai soal niat. Kita tidak boleh lalai karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita”!
Dari dialog tersebut kita bisa melihat kekuatan visi Mutammimul Ula, dari visi inilah kemudian beliau melakukan kebaikan-kebaikan :
- Mengajarkan Al Quran sejak usia 4 tahun.
- Doktrin keluarga = Al Quran adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat
- Jangan terlalu mengandalkan sekolah. 2 / 3 keberhasilan Pendidikan itun ada di rumah
- Keberhasilan adalah hasil integrasi kedua orang tuanya.
- Lebih besar tanggung jawab seorang ayah dibanding ibu
- Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri.
- Ayah idaman dalam Aln Quran = Lukman.
- Ibrahim mentarbiyah anak dan istrinya suami yang membangun visi dan istri yang mengisi kerangka itu. Imam Syafii ditinggal wafat ayahnya ketika berusia 6 tahun. Namun isi kepala sang ayah sudah pindah ke sang ibu.
- Perhatian dari A sd Z, potong kuku, bersihkan telinga, dan lain-lain
- File file khusus yang menyimpan catatan tentang anak, hasil ulangan dan lain lain
- Kekayaan kami adalah anak dan buku. Setiap liburan, selalu mengajak anak anak ke toko buku. Ada 4OOO buku di rumah
- Visi yang ada di kepala kami adalah anak-anak kami semuanya harus menjadi hafidz quran
- Tujuh tahun pernikahan tanpa televisi
- Setiap hari diperdengarkan murottal
- Sang ibu mengajar sendiri dengan Qiroati
- Rasul menyuruh sholat di usia 7 tahun, dan bila sampai 1O tahun belum sholat maka pukullah ia
- Menjelang tidur selalu diceritakan kisah kisah para nabi dan rasul
- Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al quran bagi anak-anak. Ba'da maghrib dan ba'da subuh adalah waktu interaksi dengan Al Qur an. “Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari”.
- Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh
- Jangan lupakan membangun dakwah di keluarga besar. Saat kami all out keluar rumah, keluarga besar kamilah, yang terlibat mengawasi anak-anak
- Kami rutin berkunjung ke keluarga besar untuk menjalin hubungan baik dengan mereka
- Kesulitan di masa pembentukan adalah faktor keistiqomahan.
- Harus konsisten mengontrol dan memagari anak anak dari pengaruh negatif. Ada agreement dengan anak-anak kapan saat menonton TV dan ada hukuman bila dilanggar. "Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmu".
Syukur kami tiada henti padamu ya Robbi atas karunia anak-anak kami. Keberhasilan itu bukan tercapainya tujuan tapi pada proses yaitu komitmen dan konsistensi kita menjalaninya. Kepada Allah kembali segala urusan.
Sedemikian banyak hal yang kita dapatkan dari keluarga Mutammimul Ula, mudah-mudahan bermanfaat bagi anda dan keluarga.
sumber: lembayung-fithri.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar