Penjelasan Ilmiah Tentang Tulisan Tangan Akseyna yang Gagal Dipalsukan

Polisi menyimpulkan mahasiswa Biologi UI Akseyna Ahad Dori (Ace) yang ditemukan tewas di Danau UI dibunuh. Akseyna sempat menuliskan surat wasiat yang kalau dilihat sepintas mirip tulisan tangannya. Namun setelah diperiksa, teryata tulisan ini dibuat Akseya dan seorang lainnya yang masih misterius.

Pesan bertuliskan 'Will not return for please dont search for existence my apologies for everything eternally' ini awalnya menjadikan jadi indikasi Akseyna bunuh diri dengan menenggelamkan diri ke Danau UI. Namun ternyata ada bagian di surat wasiat ini yang ditulis orang lain. Orang misterius ini mencoba memalsukan tulisan Akseyna, sehingga seolah-olah pemuda ini bunuh diri. Lalu mengapa langkah tersebut gagal ?.

Penganalisis tulisan tangan (grafolog) dari American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi, yang sempat dimintai keterangan oleh polisi terkait surat wasiat itu menjelaskan tulisan tangan sulit dipalsukan.

"Hampir mustahil sebuah dokumen tulisan tangan bisa dipalsukan secara sempurna," kata Debora seperti dikutip dalam websitenya, Jumat (5/6/2015).

Deborah menyatakan, dari bedah prosedur neuropsychology ditemukan tulisan tangan adalah sebuah alat ukur yang bisa menunjukkan kaitan kompleks antara otak dan pikiran manusia. "Otak setiap manusia tidak sama, maka tulisan tangan praktis akan memberikan informasi yang berbeda-beda pula pada setiap orang," katanya.

Deborah menjelaskan terdapat lima tingkatan otak manusia yang terlibat dalam pembuatan sebuah tulisan. Bagian-bagian itu adalah cerebral cortex, thalamus, hypothalamus dan limbic system; basal ganglia dan brainstem; cerebellum; syaraf tulang belakang.

"Jika salah satu bagian tersebut terluka misalnya stroke atau penyakit lainnya, hal tersebut pasti mempengaruhi kendali saraf motorik dan akan terlihat juga dalam tulisan tangan. Sehingga menurunnya kondisi kesehatan seseorang secara drastis juga dapat mempengaruhi kualitas tulisan tangannya," katanya.

Deborah mengatakan tulisan tangan dihasilkan oleh otak sadar dan otak bawah sadar sekaligus. Pernyataan apa yang akan ditulis dihasilkan oleh otak sadar, sedangkan bentuk tulisan tangan dibuat merupakan hasil dari goresan otak bawah sadar.

"Ketika sebuah tulisan tangan dipalsukan, otomatis goresan-goresan yang dihasilkan oleh otak bawah sadar dari si pemilik tulisan tangan asli mustahil bisa ditiru oleh si pemalsu," katanya.

Debora memberikan contoh penulisan huruf 'g' yang bisa berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Orang pertama bisa menarik tangkai bagian bawah huruf 'g' dari atas ke bawah, sedangkan orang lainnya menarik tangkai bagian bawah huruf tersebut dari bawah ke atas. Hal ini menyebabkan hasil goresan dari huruf 'g' tersebut akan berbeda.

Bisa saja seorang pemalsu tulisan tangan meniru gaya orang yang menarik tangkai bagain bawah huruf 'g' dari bawah ke atas. Namun hal ini bisanya tak bisa dilakukan secara spontan dan juga dalam proses penulisan panjang.

"Perasaan tertekan atau kalut karena berbohong ketika membuat sebuah pernyataan tertulis pasti mempengaruhi ritme tulisan tangan yang bersangkutan dan menimbulkan kejanggalan," kata Deborah.

Hal ini disebabkan limbic system, salah satu bagian otak manusia yang berfungsi mengatur perubahan emosi manusia, dalam proses menghasilkan sebuah tulisan tangan. Perubahan yang terjadi dalam limbic system tercermin juga dalam tulisan tangan kita. Sehingga perasaan sedih, senang hingga stress semuanya tercermin dalam tulisan tangan dan bisa diukur secara jelas.

Deborah telah melakukan pemeriksaan surat wasiat yang ditinggalkan Akseyna atas permintaan polisi. Dia melakukan perbandingan tulisan surat wasiat ini dengan tulisan tangan yang biasa digunakan Akseyna sehari-hari.

"Setelah melakukan proses analisa dengan dokumen asli dari pihak kepolisian, melalui pembesaran mikroskopik 200x saya temukan bahwa tulisan tangan dalam surat tersebut milik 2 orang," kata Deborah kepada detikcom, Jumat (22/5) lalu.

Menurutnya ada indikator grafis yang menunjukkan bukti bahwa tulisan tangan di surat wasiat tersebut dibuat oleh 2 orang. Pada bagian pertama ditulis oleh Akseyna dan di bagian revisi oleh orang lain.

"Tulisan tangan bagian pertama identik dengan tulisan tangan almarhum (asli), sementara ada bagian tulisan tangan dan tanda tangan yang dibuat oleh orang lain. Bagian yang ditulis oleh orang lain adalah bagian yang direvisi berikut penambahannya (not, for eternity, existence) dan tanda tangan," ucapnya.

Soal indikator grafis tersebut sudah dijelaskan Deborah kepada pihak kepolisian. Info detail soal itu belum bisa diberikan karena masih menjadi bahan penyelidikan.

"Hal ini sangat teknis sekali dan ada dalam 30 lembar report saya ke tim penyidik kemarin dan butuh waktu hampir 6 jam untuk menjabarkannya," kata dia.

sumber: detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar